Thariq
bin Syihab menuturkan bahwa Rasulullah bersabda:
Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula."
Para sahabat bertanya: "Bagaimana hal itu, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorangpun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut: "Persembahkan kurban kepadanya." Dia menjawab: "Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Merekapun berkata kepadanya lagi: "Persembahkan sekalipun seekor lalat." Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan merekapun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya, maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain: "Persembahkan kurban kepadanya." Dia menjawab: "Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah 'Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya, orang ini masuk surga." (H.R. Imam Ahmad)
Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat, dan ada seseorang masuk neraka karena seekor lalat pula."
Para sahabat bertanya: "Bagaimana hal itu, ya Rasulullah?"
Beliau menjawab: "Ada dua orang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, yang mana tidak seorangpun melewati berhala itu sebelum mempersembahkan kepadanya suatu kurban. Ketika itu, berkatalah mereka kepada salah seorang dari kedua orang tersebut: "Persembahkan kurban kepadanya." Dia menjawab: "Aku tidak mempunyai sesuatu yang dapat kupersembahkan kepadanya." Merekapun berkata kepadanya lagi: "Persembahkan sekalipun seekor lalat." Lalu orang itu mempersembahkan seekor lalat dan merekapun memperkenankan dia untuk meneruskan perjalanannya, maka dia masuk neraka karenanya. Kemudian berkatalah mereka kepada seorang yang lain: "Persembahkan kurban kepadanya." Dia menjawab: "Aku tidak patut mempersembahkan sesuatu kurban kepada selain Allah 'Azza wa Jalla." Kemudian mereka memenggal lehernya. Karenanya, orang ini masuk surga." (H.R. Imam Ahmad)
Gara - gara Anjing Bisa Masuk Surga
Latar
Belakang Kisah Karena sifat murah hatinya kepada binatang seorang wanita yang
selama hidupnya melacurkan diri akhirnya masuk syurga. Kisah ini hendaknya
menjadi teladan bagi kita semua agar jangan pernah putus asa, mengharap kasih
sayang dan ampunan Allah SWT.
Pada zaman kenabian isa as, banyak terjadi
kerusakan karena ulah kaisar romawi yang zalim. Kelaparan dan kemiskinan
merajalela di negeri palestina. Berbagai cara dilakukan oleh rakyat terutama
para kaum miskin untuk melawan kelaparan dan kemiskinan itu. Seorang ibu
terpaksa menjual anaknya seperti menjual pisang goreng. Perampokan, Pembunuhan,
Penganiyaan tak kenal peri kemanusiaan lagi. Sementara ketika nabi isa
menyampaikan dakwahnya kepada rakyat, tentara romawi selalu mengejar-ngejar
Beliau. Sesekali nabi isa mengumpulkan para orang miskin itu, dan
membagi-bagikan roti dan gandum kepada mereka. Namun tak urung para tentara
romawi terus menggusur dan menganiaya mereka. Kehidupan rakyat sudah
benar-benar tak menentu. Laki-laki banyak sekali yang meninggalkan rumah dan
keluarga mereka, entah pergi kemana. Pelacuran Tumbuh dimana-mana, setiap orang
harus mempertahankan dirinya dari serangan lapar. Awal Kisah Seorang Pelacur
yang Masuk Surga Suatu ketika terlihat seorang perempuan muda berjalan
serseok-seok seolah menahan rasa letih. Sudah terlalu jauh ia menyusuri
sepanjang jalan, untuk mencari sesuap nasi. Menawarkan diri kepada siapa saja
yang mau, meski dengan harga yang murah, perempuan muda itu terlihat terlalu
tua dibandingkan dengan usia sebenarnya. Wajahnya Kuyu di guyur penderitaan
panjang. Ia tidak memiliki keluarga, kerabat, ataupun sanak saudara lainya.
Orang-orang sekelilingnya menjauhinya. Bila bertemu dengan perempuan tersebut
mereka melengos menjauhinya karena jijik melihatnya. Namun perempuan itu tidak
peduli, karena pengalaman dan penderitaan mengajarinya untuk bisa tabah. Segala
ejekan dan cacimaki manusia diabaikanya. Ia berjalan Dan Berjalan, seolah tiada
pemberhentianya. Ia tak pernah yakin, perjalananya akan berakhir. Tapi ia terus
berusaha melenggak-lenggok untuk menawarkan diri. Namun sepanjang itu sunyi
saja, sementara panas masih terus membakar dirinya. Entah sudah berapa jauh ia
berjalan, namun tak seorangpun juga yang mendekatinya. Lapar dan Haus terus
menyerangnya. Dadanya terasa sesak dengan nafas yang terengah-engah kelelahan
yang amat sangat. Betapa lapar dan hausnya dia. Akhirnya sampailah ia disebuah
desa yang sunyi. Desa itu sedemikian gersangnya hingga sehelai rumputpun tak
tumbuh lagi. Perempuan lacur itu memandang ke arah kejauhan. Matanya nanar
melihat kepulan debu yang bertebaran di udara. Kepalanya sudah mulai
terayun-ayun dibalut kesuraman wajahnya yang kuyu. Dalam pandangan dan rasa
hausnya yang sangat itu. Ia Melihat sebuah sumur di batas desa yang sepi. Sumur
itu ditumbuhi rerumputan dan ilalang kering yang rusak di sana-sini. Pelacur
itu berhenti di pinggirnya sambil menyandarkan tubuhnya yang sangat letih. rasa
hauslah yang membawa ia ke tepi sumur tua itu. Sesaat ia menjengukan kepalanya
ke dalam sumur tua itu. Tak tampak apa-apa, hanya sekilas air memantul dari
permukaanya. Mukanya tampak menyemburat senang, namun bagaimana harus mengambil
air sepercik dari dalam sumur yang curam? Perempuan itu kembali terduduk.
Tiba-tiba ia melepaskan stagenya yang mengikat perutnya, lalu dibuka sebelah
sepatunya. Sepatu itu diikatnya dengan stagen, lalu di julurkanya ke dalam
sumur. Ia mencoba mengais air yang hanya tersisa sedikit itu dengan sepatu
kumalnya. betapa hausnya ia, betapa dahaganya ia. Air yang tersisa sedikit
dalam sumur itu pun tercabik, lalu ia menarik stagen perlahan-lahan agar tidak
tumpah, namun tiba-tiba ia merasakan kain bajunya ditarik-tarik dari belakang.
Ketika dia menoleh, di lihatnya seekor anjing dengan lidahnya terjulur ingin
meloncat masuk kedalam sumur itu. Sang pelacur pun tertegun melihat anjing yang
sangat kehausan itu, sementara tenggorokannya sendiri serasa terbakar karena
dahaga yang sangat. Sepercik air kotor itu sudah ada di dalam sepatunya.
kemudian dia akan meneguknya, Anjing itu mengibas-ngibaskan ekornya sambil
merintih. Pelacur itupun mengurungkan niatnya untuk mereguk air itu. Dielusnya
kepala hewan itu dengan penuh kasih. Si Anjing memandangi air yang berada di
dalam sepatu, lalu perempuan itu meregukan air hanya sedikit ke dalam mulut
sang anjing, dan perempuan itu pun seketika terkulai roboh sambil tangannya
memegang sepatu. Melihat perempuan itu tergeletak tak bernafas lagi, sang
Anjing menjilat-jilat wajahnya, seolah menyesal telah mereguk air yang semula
akan direguk perempuan itu. Pelacur itu benar-benar meninggal.
Pelacur Masuk
Surga karena Ikhlas Menolong Anjing Para malaikatpun turun kebumi menyaksikan
jasad sang pelacur. Malaikat Raqib dan Atib sibuk mencatat-catat, sementara
malaikat Malik dan Ridwan saling berebut. malik, si penjaga neraka sangat ingin
membawa perempuan pelacur itu ke neraka. Sementara Ridwan, si penjaga Syurga,
mencoba mempertahankanya. Ia ingin membawa pelacur itu ke syurga. Akhirnya
persoalan itu mereka hadapkan kepada ALLAH SWT. ”Ya Allah, sudah semestinya
pelacur itu mendapat siksaan di neraka, karena sepanjang hidupnya menentang
larangan Mu. ” kata Malik. ”Tidak ! ” bantah Ridwan. Kemudian Ridwan berkata
kepada Allah, ” Ya Allah, bukankah hambaMu si pelacur itu termasuk seorang
wanita yang ikhlas melepaskan nyawanya daripada melepaskan nyawa Anjing yang
kehausan, sementara ia sendiri melepaskan kehausan yang amat sangat?” Mendengar
perkataan Ridwan, Allah lalu berfirman, ” Kau benar, wahai Ridwan, wanita itu
telah menebus dosa-dosanya dengan mengorbankan nyawanya demi makhlukKu yang
lain. Bawalah ia ke syurga, Aku meridhoinya..” Seketika malaikat Malik kaget
dan terpana mendengar Firman Allah itu, sementara malaikat Ridwan merasa
Gembira. Ia pun membawa hamba Allah itu memasuki surga. lalu Bergemalah suara
takbir, para malaikat berbaris memberi hormat kepada wanita, sang hamba Allah
yang ikhlas itu.