Apa sih yang membuat hari ulang tahun menjadi istimewa ? kue ?
ucapan-ucapan ? kado ? surprise atau apa ? pasti jawabannya adalah semuanya.
Aku pun seperti itu, ingin mendapat kue, ucapan-ucapan terutama dari
orang-orang yang disayang, kado, bahkan surprise. Ya, itu naluri yang wajar
bagi semua orang.
Namun entah mengapa tahun ini berbeda. Bahkan rasanya tahun ini aku
ingin melewatkan saja hari ulang tahunku, rasanya tanggal itu dihapus saja dari
kalender. Bukan karena ada masalah yang sedang menimpaku atau karena aku merasa
sebatang kara, bukan karena itu. Alasanku karena tahun ini usiaku sudah kepala
dua. Dan belum apa hal yang bisa dibanggakan dari diriku.
Rasanya sulit sekali meninggalkan umur yang belasan ini. Namun mau tak
mau semuanya terus berjalan, waktu terus berputar bahkan matahari masih setia
menerangi bumi. Semakin bertambahnya umur, semakin besar pula tanggung jawab
yang harus dipikul, semakin banyak ibadah yang harus diperbaiki karena kita tak
pernah tau kapan episode kehidupan kita akan berakhir. Wallahu’alam semoga
Allah masih memberikan umur kepada kita untuk mencari bekal sebanyak-banyaknya
di akhirat.
Dewasa, kata yang sederhana namun tak sesederhana untuk mencapainya.
Saat umur bertambah, harusnya kedewasaan juga bertambah. Namun jika yang
terjadi adalah sebaliknya ? mungkin there is something eror. Bukan jalan hidup
kita yang eror, namun lebih kepada bagaimana kita menjalani dan memaknai
kehidupan.
Sedikit cerita, tepat pada hari ulang tahun ini aku pergi ke panti. Dan
aku seolah ditunjukkan oleh Tuhan hakekat hidup yang sebenarnya. Hidup itu
sebuah perjuangan. Aku melihat besarnya perjuangan mereka yang ada di panti.
Untuk pergi sekolah/kuliah saja mereka harus mengayuh sepeda ontel. Padahal
jika naik motor saja memerlukan waktu 30 menit untuk sampai ke kampus. Itulah
yang dialami oleh salah seorang temanku yang luar biasa. Bayangkan saja berapa
waktu yang dia gunakan untuk mencapai kampus dengan sepeda ontelnya, jalannya
pun ada yang menanjak. Sungguh luar biasa perjuangannya. Ketika makan pun tak
boleh ada sedikit pun makanan yang tersisa. Karena membuang makanan adalah
berdosa. Itu hanya segelintir cerita yang aku dapatkan di panti. Lalu apa yang
aku lakukan selama ini ? Apa yang sudah ku perbuat dengan nikmat yang luar
biasa diberikan oleh Tuhan ?
Fabiayyiaalairobbikuma tukadziban ? Nikmat Tuhan Mana Lagi yang Kamu
Dustakan ?
Seolah-olah saat itu aku merasa Allah menanyakan firmanNya itu kepadaku.
Astaghfirullah…Rasanya langsung menusuk ke hatiku.
Jika ingin hidup tenang dan bahagia kuncinya adalah bersyukur. Ya itulah
yang harus lebih aku tingkatkan untuk hidupku ke depan. Bersyukur dan bersyukur
insyaAllah hidup pun makmur. Dengan bersyukur, kita tak akan banyak mengeluh.
Karena mengeluh itulah yang menyebabkan stress. Kalau udah stress nanti cepet
tua, mau ? hehe
Jika kamu merasa tak ada orang yang peduli padamu, biarkan saja. Lagi
pula masih ada orang tua yang selalu mempedulikanmu tanpa kamu memintanya.
Masih ada Allah yang memberikan oksigen gratis padamu, bukankah itu salah satu
tanda kepedulianNya padamu ? Lalu apa lagi yang kurang ?
Manusia memang masalah dunia selalu merasa kurang, tapi lihatlah
ibadahmu, apa kau tak merasa kurang ? Masalah duniawi lihatlah ke bawah,
lihatlah orang yang tidak seberuntung hidupmu agar kamu bisa bersyukur. Masalah
akhirat lihatlah ke atas, yang tua aja masih semangat beribadah, mengapa yang
muda bermalas-malasan ? | Yang tua kan sebentar lagi meninggal, jadi wajar lah
kalau mereka semakin taat. | Heyy ingat kematian dating kapan saja !
Renungan ini untuk diriku sendiri, tak ada maksud untuk menggurui. Mari
melangkah bersama-sama untuk mendapatkan ridhoNya, tak ada kata terlambat untuk
memulai dan tak menunggu hidayah itu datang. Karena hidayah itu kita cari,
bukan untuk ditunggu, seperti jodoh. Hehe
Satu kutipan yang aku pun mengutip, Hehe.
“Jangan takut untuk menjadi tua, tapi takutlah untuk tidak menjadi
dewasa.”
Let’s fighting jiwa muda !!