Kamis, 11 Oktober 2012

My First Love


My First Love

When I was in 3th grade Junior High School, I felt very beautiful friendship. It was make me felt to be the happiest people in the world because I have them. They are always there in pleasure and sadness. I enjoy a lot of it. Until the end I stuck in love with my friend. Oh really unexpected! How could I fall in love with him? may be true proverb Javanese, "Witing tresna jalaran saka kulino” meaning is fall in love because of familiar together. About him, let's call him Adam.

            Day by day, my closeness to him grew. At first, I did not have feelings for her, in fact I ever had to hate him. But he keeps close to me and seducing me. In fact, he already has a girlfriend. "crazy man!" I thought. But when I think about it again, he didn’t crazy, but I did. How could my heart stolen by him? This was a distress to me, I should not be fall in love with him. I was told all this to my friend, Rahma. To reduce this feeling, I try little by little to avoid him.  Although pain, I had to do it. Know my attitude change, he was immediately asked to Rahma.
            On a cold night, Adam expressed his feeling to me. I was surprised, because as long as we cover each other our feelings. I'm also glad to hear that, my heart blossomed, my cheeks became rosy, like people who are in love. But suddenly I thought of Susan, Adam’s girlfriend . I'm feels like fly high, but fell instantly. Adam saw my response and he understand what I was thinking. He convinced me that as long as there was no wedding, our feeling(love) are fine. I also accept suggestions given by Adam. At that time, I was really blinded by love.
            I passed every second with him. I enjoy whatever happens. Until the end he break up with his girlfriend. They broke up not because of me, but because his ex-girlfriend not attention to him. After that, I did not date him. We have committed to not date, because if dating can certainly break up, we do not want it all. I feel fortunate loved by him. There was one thing which always I do to him, wake he every morning to pray Subuh. We also hang out with our friends. I’m so happy to do anything with him. Because we will test, we often learn together. Adam and I were often to be subject of ridicule by my friends because of our relationship. At that time, I just smile when they ridicule me and him.
            Beautiful days almost over. I could not help to go from Junior High School who has brought me to my first love, Adam. I want to get a Senior High School with Adam, but it was all a dream. At first Adam would school in the village with me, but it fact he just wanted to make my heart calm. He was hiding that he school in the city. He did not want me to know about it, because he was afraid I would be sad if I knew. But finally I had to know. I'm sad because I'm not a school with him.
            Rice has become porridge. There's no way I'm blocking him to school in the city. Announcement of tests already out, and the results he's received. Little by little, I began to accept this reality. I actually started give spirit him, because he was still doubt to go there. While all this difficult and tortured for us. At first we are optimistic to do Long Distance Relationships or commonly called LDR, because we believe the power of love will not be hindered by time and space.
One day, he would go to the city. I want to delivered him, but was not allowed by him because he fear of my safety. Shortly before he left, he asked me to lunch together. At lunch, we used the time so short to unlimited talk. I saw the sparkle of  love that was so heartfelt to me. It made ​​me even more love and I grew to believe that he would keep the heart to me. He said, "Call me anytime you want, I will surely come.". A word that sounds very nice. At that moment I felt that the song "Mungkinkah" by Stingky very suitable to represent my feelings. The song became memorable to me. He also often send song quietly to my phone to express his feelings to me. In the last vacations before school, he always played to my house. It also made ​​me more and more love, the courage to play to my house, until my family knew him.
Long-distance relationship that we run, while initially running well. Adam often  to come home and play with me. But a few months later, my relationship with him begin loose. I become sad. But there was make me  proud with him is that he did not want date because he did not want to ruin my morals. So far, were like a pair of lovers, but we're not dating. He said he wanted to be a star, althought not always shine, but always there. The word always I held until this day. Now I let it all flow like water. "If he's my destiny, he'll come back to me, but if not, I'll let it go, and hope Allah give better than him." That was my pray in every time.



                                                    #JUST A STORY#


Sabtu, 16 Juni 2012

Cerpenku


AKHIRNYA KUTEMUKAN SESOSOK DIRIMU
Hangat matahari sore jatuh di halaman rumah. Sinarnya yang indah menambah kecantikan buga-bunga di taman. Tentu saja tak kusia-siakan pemandangan sore itu. Seperti biasa, aku dan ibu duduk berdua di teras rumah. Kebetulan rumah kami menghadap barat dan strategis untuk melihat matahari terbenam.
            Ketika sedang asyik mengobrol dengan ibu, aku teringat kalau nanti malam aku punya acara dengan Zita. Zita adalah teman dekatku, malah pake banget deh dekatnya. Kami sudah berteman sejak kami masih di bangku Taman Kanak-Kanak atau yang terkenal dengan sebutan “TK”, hingga kini yaitu kelas 1 SMA. Kalau dihitung-hitung kami sudah kenal selama 10 tahunan.
            “Bu….Ibu, aku mau minta ijin boleh nggak ? “ tanyaku yang tiba-tiba memotong perbincangan kami.
            “Ijin apa Al, jangan bilang kalau kamu mau minta ijin ngambil duit ibu lho !”tebak ibu membuatku tertawa.
            “Hehe Ibu ini bisa aja !” jawabku tersenyum kecil.
            “Lalu ijin apa sayang ?”tanya ibu penasaran.
            “Gini lho Bu, nanti malam kan ada acara party di rumah temenku, aku diundang.” Jelasku pada
            “Malem to ndo ? memangnya kamu mau pergi sama siapa ?”tanya ibu dengan pandangan yang tajam setajam silet.
            “Ibu nggak perlu khawatir, aku kesananya sama Zita ko !”jawabku berusaha meyakinkan Ibu.
            “Owh sama Zita , ya tentu saja boleh !”jawab ibu dengan lega.
            Kalau sudah nyangkut Zita pokoknya beres deh, pasti ibu ngijinin. Ibuku sudah sangat percaya sama Zita, apalagi Zita anaknya baik.
            “Hore!!”gemuru hatiku bagai air terjun.
            Aku langsug masuk rumah dan mandi. Seperti biasa, kalau lagi mandi, aku pasti nyanyi. Rasanya nggak afdol kalau mandi nggak diiringi lagu merdu dari suaraku. Gini-gini aku pernah ikut KOOR  lho, ya walaupun hanya KOOR sewaktu upacara saja.
****
            “Persahabatan bagai kepompong, mengubah ulat menjadi kupu-kupu.”aku yang sedang berdandan bergegas meninggalkan kaca dan mengambil Hp.ku yang berbunyi.
            “Al, kamu udah siap kan ? Ayo berangkat !!
 Aku udah on the way nihh !” kata-kata itu muncul di Hp.ku.
“Okkeh !” balasku dengan Hp Blackberryku yang masih baru.
Kini aku sudah rapi, semuanya sudah lengkap, mulai dari tas sampai aksesoris, tak ketinggalan dompet.
“Ibu, Alya berangkat dulu yaa !”kataku dengan nada yang cukup gembira sambil mencium tangan ibuku tercinta.
“Ya hati-hati nak.”jawab ibu penuh kelembutan.
Kulangkahkan kakiku keluar rumah, kubuka pintu antik yang sudah cukup tua dengan perlahan.
“Hmm Zita mana yah ! Ko lama banget !”pikirku dalam hati sambil duduk santai di kursi goyang.
Kugerakkan ke depan dan ke belakang sampai kursi itu bergerak dengan sendirinya. Tak disangka kursi goyang itu mengantarkanku ke dunia khayal. Dunia yang tak asing bagiku. Di sana aku bermimpi sudah sampai di tempat party.
“Woww sungguh megah sekali party ini !”kataku.
“Semua orang yang ada di sini cantik dan ganteng semua.”lanjutku kagum.
Sambil tersenyum kecil, lamunanku terus mengalir bak air terjun yang mengalir. Begitu indah kejadian yang aku dapatkan dalam dunia khayal itu. Tapi, apa yang terjadi ! Tiba-tiba ketika aku sedang berjalan mendekati pria tampan yang memanggilku, ada sesosok misterius yang menepuk punggungku dari belakang.
“Oh tidak, pergi kau monster ! Jangan makan aku !”seruku dengan nada tinggi smpai-sampai kalau dipikir-pikir suaraku itu mengalahkan suara merdunya Gita Gutawa lho. Tai sayang, nggak ada yang mikir !
“Al,Alya ini aku Zita.”kita Zita
“Kamu nggak papa kan ?”lanjut Zita memastikan.
“Lho ko aku masih di rumah ? Tadi aku udah sampai di tempat partinya Mita !”perkataanku itu muncul dengan polosnya dari mulutku.
“Kamu tadi ngelamunin apa sih, dipanggilin ratusan kali malah diem aja !”jawab Zita sedikit kesal.
“Hehe maaf ya Ta,abisnya kamu lama banget sih !”jawabku seperti tak punya dosa.
“Ya udah capcuss yuh !kata Zita.
“Yuk, let’s go !”
****
            “Al, kamu udah bawa topeng ?”tanya Zita.
            “Topeng ? Buat apa ??”jawabku bingung.
            “Oh iya, kamu belum belum tau yah kalau partinya tuh pesta topeng !”kata Zita sambil membelokkan motornya kea rah toko.
            “Ya belum lah, dikasih tau juga nggak ! Gimana mau tau !!”jawabku sedikit kesal.
            “Udah donk cantik  jangan ngambek gitu, nanti cantiknya ilang lho ! Kita beli dulu yahh !” kata Zita mencoba merayuku.
            “Ya udah !”jawabku singkat.
****
            “Udah sampai Al, ayo turun !”seru Zita.
            “Ternyata party ini lebih indah dari lamunanku tadi. Hanya bedanya di sini semua orang memakai topeng, jadi wajah mereka tertutup, nggak tau deh yang ganteng yang mana.”gumam hatiku sambil tertawa.
            “Al,Ta, gabung ma temen yang lain gih !”sambut  Mita setelah kami mengucapkan selamat ulang tahun padanya.
            “Ya makasih Mitt !”jawabku dan Zita kompak.
****
            “Cek….cek…..”tiba-tiba suara itu terdengar dari atas panggung.
            “Ya buat teman-teman semua, acara selajutnya adalah dansa berpasangan.”katanya mengumumkan.
            “Hah apa ? dansa berpasangan ?”tanyaku heran.
            “Jadi begini acaranya, nanti setiap orang akan mendapatkan pasngan masing-masing dengan cara semuanya berbaris, lalu mata kalian akan kami tutup. Langkah kaki kalian akan mengantarkan kalian pada pasangan kalian masing-masing.”kata seseorang di atas panggung sana bak seorang instruktur handal.
            “Ya, apakah kalian sudah siap ?”lanjutnya.
            “Siap !!”jawab semua orang.
            Sekarang semua orang sudah berbaris, dan mata mereka akan ditutup.
            “Al, ngapain sih pake acara ginian segala ?”tanya Zita yang memang anti sama yang namanya cowo gara-gara dia pernah broken heart.
            “Hahaa ini justru kesempatan bagus Ta !”jawabku iseng.
            “Ya langsung saja, mata kalian sudah ditutup, silakan kalian berjalan, ikuti kata hati kalian !”kata orang di panggung sana.
****
            Suasana dalam ruangan ini semakin ramai, sekarang semua orang sudah berpasangan, begitupun aku.
            “Ayo buka penutup mata kalian !”kata sang instruktur.
            “Dag dig dug duerrrr !!”itulah detak jantungku saat ini, bagaikan bom yang siap meledak.
            Semua mata sudah terbuka, kini semua orang bertatap-tatapan dengan pasangan mereka masing-masing. Begitu pun aku. Aku hanya busa melihat kedua matanya yang sangat tajam menatapku. Ku coba memalingkan  pandanganku ke bawah.
            “Hey kau baik-baik saja ?”kata cowo misterius yang rasanya tak asing bagiku.
            “Oohh iya nggak papa ko.”jawabku memandangnya.
            “Namamu siapa ?”
            “Aku….aku Alya.”jawabku singkat, namun ragu.
            “Oh Alya, senang berkenalan denganmu, aku Ilham.”suaranya tedengar lembut dan bersahaja di telingaku.
            “Mmmm ternyata orangnya ramah juga !”bisik hatiku sambil tersenyum padanya.
            “Ayo kita dansa!”ajak Ilham.
            “Tapi, aku tidak bisa dansa.”jawabku ragu.
            “Nanti aku ajarin, tenang aja !”jawabnya tersenyum.
****
            “Akhirnya sampai rumah juga !”seruku.
            Ku letakan tas, sepatu, gelang, dan lainnya di tempat asalnya. Sekarang aku sudah siap tidur. Tapi ada satu hal yang masih aku pikirkan. Aku masih penasaran dengan sesosok lelaki yang menjadi pasangan dansaku. Walaupun aku baru bertemu dengannya, tapi perasaanku terus mengatakan bahwa dia tak asing bagiku.
            “Aduh,, aku jadi nggak bisa tidur nihh !!”sesalku.
            “Rrrrddd……rddddd……rdddddd”Hpku getar, ada sms masuk.
            “Met bobo yaa Alyaa,  semoga mimpi indah.”
            “Lho ini sms dari siapa ! Ko nggak ada namanya yah !”kataku bingung.
            “Ini siapa yah ?”balasku singkat.
            “Aku Ilham, yang tadi dansa sama kamu.”aku kaget melihat balasan sms darinya. Ternyata dia Ilham, aku baru sadar kalau tadi dia minta nomor Hpku.
            “Ohh kamu toh ,ya makasih ucapannya.”balasku.
            “Ya sama-sama J” balasnya.
            Aku langsung tidur, karena besok aku harus sekolah.
****
            Sudah satu minggu ini aku berhubungan dengan Ilham. Walaupun hanya lewat sms saja, tapi rasanya aku sudah kenal dia lama sekali. Perasaanku terus menerus berkata dia orang yang tak asing bagiku. Perasaan ini ku ceritakan pada sahabatku, Zita. Dia memberikan solusi, sebaiknya aku tanya langsung sama Ilhamnya. Itulah yang dikatakan Zita. Tapi, ada yang masih mengganjal di hatiku untuk menanyakannya pada Ilham, aku masih ragu.
            Tiba-tiba aku teringat mas lalu, masa sewaktu aku SD. Dulu, aku pernah punya teman namanya juga Ilham, tapi aku memanggilnya Iam. Dia anaknya cukup bandel, sering jail sama aku. Jadinya aku cukup benci juga sama dia. Tapi anehnya walaupun benci, aku tetap nyaman aja berteman sama dia. Sampai pada suatu hari dia pergi, pindah sekolah ke luar kota. Aku baru merasakan kehilangan dia, saat dia telah pergi jauh. Tlah ku coba menghubunginya, namun tak pernah ada kabar apapun. Hingga kini aku tak tau bagaimana keadaannya. Saat itu aku pernah merasa terpuruk, karena aku telah membencinya. Benci yang tumbuh saat itu perlahan-lahan tumbuh menjadi rasa rindu. Untung ada temenku Zita yang menghiburku dalam keterpurukan itu.
            “Al, ko baksonya nggak dimakan ?buat aku aja apa ?”tanya Zita yang sedang memakan bakso di kantin, saat ini memang sedang jam istirahat.
            “Apa Ta?”kataku bingung.
            “Itu baksomu nggak dimakan non? Kamu ngelamun apa sih ?”tanya Zita sambil menunjuk mangkok baksoku yang masih tertata rapi, belum diberi saus atau kecap sedikitpun.
            “iya ni Ta,, aku masih kepikiran sama cowo misterius itu. Aku ngerasa kenal banget sama dia. Tadi waktu aku ngelamunin dia malah aku jadi inget sama Ilham temen SD kita.”jelasku dengan mengaduk-aduk es teh di hadapanku.
            “Ohh iya kamu benar Al !”kata Zita penuh semangat.
            “Benar apanya ?Emangnya lagi tebak-tebakkan apa ?”tanyaku.
            “Iya benar, benar-benar salah maksudnya !”ledek Zita yang membuatku sedikit kesal.
            “Eh Al, bercanda kali ! Ni aku serius, bisa jadi si Ilham cowo misterius itu adalah Iam teman semasa SD kita.”lanjut Zita bak seorang detectif  professional.
            Otakku berputar dan terus berputar. Jangan-jangan benar yang dikatakan Zita kalau Ilham adalah Iam, orang yang selama ini aku cari.
            “Tett…….tetttttt……”bel masuk berbunyi.
            “Ayo Al, masuk kelas sekarang pelajarannya Bu Killer nanti kita diomelin!” kata Zita serius.
****
            Akhirnya kubulatkan tekad, kusatukan niat. Ku ambil Hp.ku, pencet tombol tengah masuk ke kontak lalu pilih Ilham.
            “Siang Ilham, aku mau nanya nih !
              Nama lengkapmu sih siapa ?” lalu kirim.
            “Namaku Ilham Maulana,kenapa ?’jawabnya.
            Aku terkaget-kaget melihat sms itu.
            “Apa??Ilham Maulan ?itu nama lengkapnya Iam.”bisikku.
            Tanpa berpikir lama, aku memutuskan untuk mengajak Ilham ketemuan.
            “Ilham, datang ke café Cahaya yaa !
              Penting !!!!!!”
            Aku langsung ganti baju, kuambil tasku lalu langsung tancap gas ke café. ****
            Ternyata Ilham sms aku kalu dia udah sampai, tapi aku sempat bingung mencarinya, karena bertemu di pesta kami sama-sama memakai topeng. Ku langkahkan kakiku menuruti hati nuraniku. Tiba-tiba ku melihat wajah seseorang yang sudah lama hilang dari hidupku.
            “Iammm……”panggilku panjang.
            “Anda siapa ?Ko tau nama panggilan saya sewaktu kecil ?”tanyanya.
            “Ini aku Alya,Alya Fitria Rahma,temen SDmu, apakah kau ingat ?”kataku dengan mata yang berkaca-kaca,terharu.
            “Alya,, benarkah kau Alya ?”tanya Ilham dengan ragu.
            “Iya ini aku.”jawabku tak kuat menahan air mata yang akan menetes.
            Kami berdua pun duduk berdua. Ingin rasanya aku memeluknya untuk menghilangkan rasa rinduku,tapi ku ingat sesuatu. Dia bukan muhrimku. Setelah berbicara lama, ternyata benar kalau dia adalah si cowo misterius yang berdansa denganku. Dulu aku memang sempat membenci Iam, tapi sepertinya rasa itu mulai tumbuh menjadi cinta. Aduh,, BBC ! Benci bilang cinta ! ingin rasanya ku meneterwakan perasaanku sendiri. Ya Allah, apakah benar aku telah jatuh cinta padanya ? Terima kasih Ya Allah telah mempertemukan kami lagi. Akhirnya kini hidupku bertambah berwarna dengan kehadirannya. J J