Musim lebaran
identik dengan silaturahmi. Dan menginjak umurku yang sudah rawan dengan
pertanyaan “calon” pasti itulah yang ditanyakan tiap kali bertemu orang di
kampung halaman. Ditambah setelah lebaran banyak orang yang berbondong-bondong
ke KUA. Tentu saja hal itu semakin menambah rasa penasaranku tentang siapa dia,
siapa jodohku. Itulah sedikit hal yang melatarbelakangi penulisan ini. Anggap saja
sekarang lagi musim manten. Entahlah apa namanya. Hehe.
Jodoh sungguh
hal yang sangat misterius dan selalu menjadi bahasan yang menarik untuk semua
orang, terutama untuk kamu yang sedang mencari
jodohmu. Tak ubahnya mencari air di padang pasir, sangat dicari dan
dinanti kehadirannya. Dan setelah ketemu pasti hati senang dan seakan mempunyai
gairah untuk hidup.
Bukan dia yang hanya berdiam di kamar,
Bukan pula dia yang hanya bergelut dengan sms,
Tapi dialah yang datang menemui kedua orang tuamu J
Jadi bisa
dikatakan jodoh itu “talk less, do more”. Simpan saja semua kata-kata manismu
untuk ijab qabulmu nanti, lakukan apa saja yang bisa kamu lakukan untuk
mendapatkan permatamu itu. Berusaha dan berusaha, jangan lupa berdoa. Tak cukup
dengan mendekati si dia saja, tapi dekati juga si empunya si dia juga, karena
semua izin berada pada walinya. Tapi yang
perlu diperhatikan juga, untuk mendekati si dia dan walinya itu memang hanya
cukup dengan membawa dirimu saja ? tentu saja “no”. Perlu ada bekal yang kamu
bawa. Bekalnya apa saja ? bekal dunia dan akherat pastinya. Hehe.
Pernah terjadi
perbincangan antara aku dan ibuku tentang jodoh. Aku bertanya pada beliau kriteria
apa yang digunakan untuk mencari calon pedamping hidup. Beliau hanya mnjawab
yang penting soleh. Aku pun menjawab
pernyataan beliau, “Tapi jangan hanya soleh-soleh dalam artian rajin solat
saja.” Ibu pun langsung tertawa dan menjelaskan padaku secara lebih rinci.
“Soleh itu secara keseluruhan (kaffah). Bukan
dia yang hanya rajin solat saja tapi dunianya tidak dihiraukan. Orang soleh itu
pasti tahu bahwa Allah memerintahkan kita untuk beribadah, dan beribadah itu
jangan diartikan secara sempit. Solat memang beribadah, tapi bukankah bekerja
juga beribadah. Jadi intinya seimbang antara dunia dan akheratnya. Untuk menjadi
seorang kepala rumah tangga kan juga harus memberi nafkah lahir dan batin. Intinya
soleh, jika soleh pasti dia tahu kewjiban-kewajibannya. Mungkin itulah yang
bisa disebut dengan bekal dunia akherat.”
Astaghfirullah...bayak
sekali hal yang kita tuntut kepada calon pasangan kita tapi seperti apakah diri
kita ? kadang kita memang sibuk mencari seseorang yang pantas tapi lupa untuk
memantaskan diri. Nah layaknya seorang pembeli pasti ingin mendapatkan barang
kualitas bagus kan ? yuuk kita memantaskan diri dan perbaiki diri kita. Kapal
yang berlayar dengan aman bukan karena nahkodanya yang hebat tapi juga karena
penumpang beserta isinya juga yang mempengaruhi. Intinya rumah rasa surga itu
bukan hanya karena suami saja namun peran istri juga. Dengan begitu insyaAllah
keluargamu menjadi sakinah, mawadah, warohmah. Semoga kelak aku dan kamu bisa
mengarungi luasnya samudera kehidupan ini bersama-sama yaa :’((
Semoga tulisan ini semakin membuatmu semangat untuk mengejar jodohmu, bukan justru sebaliknya membuatmu pasrah sebelum berusaha, mencari sesuatu yang kurang menantang. Bukankah pria menyukai tantangan ? inilah tantangan untukmu wahai pria !
Yuuk mari
perbaiki diri kita, pantaskan diri kita. Siapa tahu yang disana sudah bersiap
menyiapkan mahar agar sakinah bersamamu JJ
cie fitri :D, sabar ya fiit diluar sana pasti ada yang sedang mempersiapkan diri untuk melamarmuu :)
BalasHapushehe iyaaa zen, aamiin, semoga kita dapet jodoh yang soleh/solehah. hehe
BalasHapusAamiin fitri
BalasHapus