Selasa, 21 Juli 2015

UNTUKMU JODOHKU

Musim lebaran identik dengan silaturahmi. Dan menginjak umurku yang sudah rawan dengan pertanyaan “calon” pasti itulah yang ditanyakan tiap kali bertemu orang di kampung halaman. Ditambah setelah lebaran banyak orang yang berbondong-bondong ke KUA. Tentu saja hal itu semakin menambah rasa penasaranku tentang siapa dia, siapa jodohku. Itulah sedikit hal yang melatarbelakangi penulisan ini. Anggap saja sekarang lagi musim manten. Entahlah apa namanya. Hehe.
Jodoh sungguh hal yang sangat misterius dan selalu menjadi bahasan yang menarik untuk semua orang, terutama untuk kamu yang sedang mencari  jodohmu. Tak ubahnya mencari air di padang pasir, sangat dicari dan dinanti kehadirannya. Dan setelah ketemu pasti hati senang dan seakan mempunyai gairah untuk hidup.
Bukan dia yang hanya berdiam di kamar,
Bukan pula dia yang hanya bergelut dengan sms,
Tapi dialah yang datang menemui  kedua orang tuamu  J

Jadi bisa dikatakan jodoh itu “talk less, do more”. Simpan saja semua kata-kata manismu untuk ijab qabulmu nanti, lakukan apa saja yang bisa kamu lakukan untuk mendapatkan permatamu itu. Berusaha dan berusaha, jangan lupa berdoa. Tak cukup dengan mendekati si dia saja, tapi dekati juga si empunya si dia juga, karena semua izin berada pada walinya.  Tapi yang perlu diperhatikan juga, untuk mendekati si dia dan walinya itu memang hanya cukup dengan membawa dirimu saja ? tentu saja “no”. Perlu ada bekal yang kamu bawa. Bekalnya apa saja ? bekal dunia dan akherat pastinya. Hehe.
Pernah terjadi perbincangan antara aku dan ibuku tentang jodoh. Aku bertanya pada beliau kriteria apa yang digunakan untuk mencari calon pedamping hidup. Beliau hanya mnjawab yang penting soleh.  Aku pun menjawab pernyataan beliau, “Tapi jangan hanya soleh-soleh dalam artian rajin solat saja.” Ibu pun langsung tertawa dan menjelaskan padaku secara lebih rinci.
“Soleh itu secara keseluruhan (kaffah). Bukan dia yang hanya rajin solat saja tapi dunianya tidak dihiraukan. Orang soleh itu pasti tahu bahwa Allah memerintahkan kita untuk beribadah, dan beribadah itu jangan diartikan secara sempit. Solat memang beribadah, tapi bukankah bekerja juga beribadah. Jadi intinya seimbang antara dunia dan akheratnya. Untuk menjadi seorang kepala rumah tangga kan juga harus memberi nafkah lahir dan batin. Intinya soleh, jika soleh pasti dia tahu kewjiban-kewajibannya. Mungkin itulah yang bisa disebut dengan bekal dunia akherat.” 
Astaghfirullah...bayak sekali hal yang kita tuntut kepada calon pasangan kita tapi seperti apakah diri kita ? kadang kita memang sibuk mencari seseorang yang pantas tapi lupa untuk memantaskan diri. Nah layaknya seorang pembeli pasti ingin mendapatkan barang kualitas bagus kan ? yuuk kita memantaskan diri dan perbaiki diri kita. Kapal yang berlayar dengan aman bukan karena nahkodanya yang hebat tapi juga karena penumpang beserta isinya juga yang mempengaruhi. Intinya rumah rasa surga itu bukan hanya karena suami saja namun peran istri juga. Dengan begitu insyaAllah keluargamu menjadi sakinah, mawadah, warohmah. Semoga kelak aku dan kamu bisa mengarungi luasnya samudera kehidupan ini bersama-sama yaa :’((


Semoga tulisan ini semakin membuatmu semangat untuk mengejar jodohmu, bukan justru sebaliknya membuatmu pasrah sebelum berusaha, mencari sesuatu yang kurang menantang. Bukankah pria menyukai tantangan ? inilah tantangan untukmu wahai pria !
 Yuuk mari perbaiki diri kita, pantaskan diri kita. Siapa tahu yang disana sudah bersiap menyiapkan mahar agar sakinah bersamamu JJ

3 komentar:

  1. cie fitri :D, sabar ya fiit diluar sana pasti ada yang sedang mempersiapkan diri untuk melamarmuu :)

    BalasHapus
  2. hehe iyaaa zen, aamiin, semoga kita dapet jodoh yang soleh/solehah. hehe

    BalasHapus